Langsung ke konten utama

02. Perbedaan Suplai Energi pada Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia



www.konsep karnus.id

Berikut adalah perbedaan suplai energi pada tahapan pertumbuhan dan perkembangan manusia:

Tabel 4. 1 Perbedaan suplai energi pada tahapan pertumbuhan dan perkembangan manusia

 

 Mengacu pada tabel 4.1 di atas, sebenarnya yang berbeda hanyalah bentuk fisik makanan yang dikonsumsi karena menyesuaikan dengan perkembangan sistem pencernaan. Namun, zat yang dipergunakan dalam pertumbuhan dan perkembangan manusia tidak berubah mulai dari janin hingga dewasa dan menua. Manusia memerlukan suplai energi berupa monomer makanan agar bisa masuk ke sel-sel tubuh dan dipergunakan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan.

Selain bentuk fisik makanan yang dikonsumsi, satu hal lagi yang menjadi perbedaan suplai energi janin, bayi, anak-anak hingga dewasa yaitu jalur masuknya energi tersebut.

Pada janin yang belum sempurna sistem pencernaannya, makanan yang dikonsumsi oleh ibu akan dicerna oleh sistem pencernaan ibu dan didistribusikan ke sel janin melalui plasenta.

Berbeda dengan bayi yang sistem pencernaannya makin sempurna walaupun belum 100%. Bayi belum memiliki gigi sehingga makanan yang dikonsumsi merupakan makanan bertekstur halus. Lambung bayi mulai bekerja dan makanan yang dikonsumsi akan didistribusikan melalui difusi usus halus dan transport darah.

Memasuki usia anak-anak dan dewasa, sistem pencernaan manusia sudah sempurna. Makanan dengan tekstur apapun akan sangat mudah dikonsumsi karena gigi dan kelenjar ludah akan membantu mengoyak dan menghancurkan makanan saat berada di mulut. Hasil pencernaan di lambung kemudian akan didistribusikan ke sel melalui usus halus dan transpor darah.

Dapat disimpulkan bahwa hal yang tidak pernah berubah pada pertumbuhan manusia sejak janin hingga dewasa adalah bentuk makanan sel. Pada hakikatnya pertumbuhan dan perkembangan manusia hanya terjadi jika semua sel dalam tubuhnya mendapatkan makanan yang cukup. Makanan tersebut berbentuk monomer makanan yang akan dioksidasi oleh O2 menjadi energi dan zat polimer pengisi sel. Kesempurnaan dan efisiensi konversi polimer makanan menjadi monomer sangat bergantung pada kesempurnaan proses pencernaan.


Baca Juga

Bagaimana cara menyembuhkan Diabetes....

Metformin apakah aman bagi penderita....

Testimoni Pakar Kesehatan nasional...

Data Kesembuhan Di Griyasehat Assyifa 

Inilah Bahaya menkomsumsi Obat Penetral Asam Lambung

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program "Pendampingan & Penanganan Penyakit Degeneratif" ( P3D)

24. Sel Abnormal,( tumor,kanker,miom,dll) Dan Solusinya

170.Testimoni Kesembuhan Dengan Konsep Karnus