Langsung ke konten utama

44. Penyakit degeneratif stroke yang mematikan, iskemik dan hemoragik

“Ilmu Pengobatan Adalah 1/3 dari Ilmu Agama” ( Imam Assyafi'i Rah )

Stroke adalah penurunan sistem syaraf utama secara mendadak yang berlangsung selama 24 jam dan berasal dari pembuluh darah. Stroke menduduki posisi ketiga di Indonesia setelah penyakit jantung dan kanker. Sebanyak 28,5% penderita meninggal dunia dan sisanya menderita kelumpuhan sebagian atau total. Hanya 15% saja yang dapat sembuh total dari serangan stroke dan kecacatan (Neny, 2014)

Ada dua jenis stroke yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik.Sebanyak 88% penyakit stroke adalah jenis Stroke iskemik dan sisanya yaitu sekitar 12 % adalah jenis stroke hemoragik.

Stroke iskemik adalah pengembangan dari defisit neurologi lokal yang terjadi secara tiba-tiba karena suplai darah yang tidak memadai ke otak. Stroke hemoragik adalah hasil dari perdarahan di dalam otak dan ruang lainnya dalam sistem saraf pusat termasuk perdarahan subarachnoid, intracerebral dan subdural.

Terapi Pengobatan Penyakit Stroke yang Umumnya Dilakukan

Terapi untuk pasien stroke iskemik yaitu dengan pemberian obat trombolitik, antiplatelet, antikoagulan, neuroprotektan, dan antihipertensi. Pemberian obat antihipertensi untuk pasien stroke iskemik diberikan pada pasca fase akut karena peningkatan tekanan darah pada fase akut akibat hipertensi reaktif akan menurun dalam beberapa hari.

Terapi untuk pasien stroke hemoragik tidak sama seperti stroke iskemik. Pengobatan untuk stroke hemoragik tak melibatkan obat pengencer darah. Mengencerkan darah malah akan meningkatkan jumlah darah yang hilang dari otak. Beberapa tindakan untuk pengobatan stroke hemoragik adalah sebagai berikut:

1. Operasi

Tergantung pada kerusakan pembuluh darah di otak, operasi mungkin dibutuhkan setelah pasien terserang stroke hemoragik.

2. Coiling

Jika arteri yang rusak tidak dapat diakses lewat operasi, kateterisasi adalah pilihan selanjutnya. Menggunakan kateter, dokter bedah akan menggunakan teknik bernama coiling atau embolisasi aneurisma. Yaitu teknik pengkawatan yang tujuannya adalah untuk  menggumpalkan darah dan menutup lubang dari arteri lain. Kawat yang digunakan menggunakan bahan platinum dengan ukuran yang sangat kecil lebih tipis dari pada helai rambut

3. Pemangkasan aneurisma

Langkah selanjutnya adalah memangkas aneurisma pasien dengan cara memasang penjepit secara permanen untuk mencegah perdarahan lebih lanjut akibat pecahnya pembuluh darah. Pemangkasan aneurisma adalah tindakan bedah dan biasanya hanya disarankan jika coiling diperkirakan tidak akan efektif. Pemangkasan adalah tindakan yang lebih invasif dibandingkan coiling.

4. Rehabilitasi setelah stroke

Proses penyembuhan setelah stroke tergantung pada sejauh apa kerusakannya dan bagian mana dari otak yang terkena serangan. Misalnya, jika stroke terjadi di bagian kanan otak, pasien mungkin membutuhkan rehabilitasi fisik dengan menfokuskan pada berjalan naik turun tangga, berpakaian sendiri, atau menyuap makanan ke mulut, karena bagian kanan otak mengontrol fungsi visual-spasial. Pasien juga mungkin harus menjalani rehabilitasi atau tindakan korektif untuk membantu pernapasan, penglihatan, kontrol usus dan kandung kemih, berbicara, dan masalah lainnya.Terapi Fisik Paz Alkasaw lebih di utamakan untuk pemulihan pasca stroke, bahkan apabila baru terserang strok karena penyumbatan / iskemik biasanya bisa pulih dalam beberapa hari..Bagaimana solusinya menurut konsep karnus??? klik klik di sini...

Konsultasi :Admin Konsep karnus 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program "Pendampingan & Penanganan Penyakit Degeneratif" ( P3D)

24. Sel Abnormal,( tumor,kanker,miom,dll) Dan Solusinya

170.Testimoni Kesembuhan Dengan Konsep Karnus