Langsung ke konten utama

62. Mekanisme penurunan saturasi oksigen pada penderita Covid-19 dan solusinya.

 

www.konsep karnus.id

Dunia medis maupun masyarakat awam sudah memahami semua, bahwa seseorang yang terinfeksi Covid-19 mengalami gangguan saturasi oksigen. Pengertian penurunan saturasi oksigen adalah  oksigen yang diikat oleh sel darah merah (Hemoglobin) mengalami penurunan dibawah angka normal, yaitu kurang dari 95%.  Jika terjadi penurunan yang terus berkelanjutan hal ini  bisa berakibat fatal yaitu pasiennya bisa meninggal dunia. Saturasi oksigen dipengaruhi oleh besarnya kekuatan ikatan antara oksigen dan butiran eritrosit yang biasa diistilahkan sebagai afinitas HbO.

Mekanisme pengikatan Oksigen oleh Butiran darah (Eritrosit.)

Butiran Eritrosit dikenal mengandung zat yang disebut Hemoglobin (Hb), sifat kimia dari Hemoglobin adalah mengikat oksigen sehingga jika oksigen sudah diikat oleh Hb selanjutnya dibawa oleh butiran eritrosit ke seluruh sel tubuh. Ikatan antara oksigen dan Hb terjadi karena Hb mempunyai daya afinitas terhadap gas oksigen yang disebut (HbO). Secara normal mekanisme yang terjadi adalah formasi butiran darah merah yang mengandung Hemoglobin harus dalam bentuk fisik yang terurai dan tidak berlengketan antar butiran yang satu dengan butiran yang lain atau tidak terjadi koagulasi (penggumpalan). Satu butir darah merah haruslah dalam posisi bebas, dengan seluruh permukaan membrannya tidak boleh tertutup oleh sesuatu, dari sini maka oksigen bisa terikat optimal oleh Hemoglobin yang ada pada butiran darah merah.

Efek pengikatan Oksigen pada butiran darah yang mengalami koagulasi

Pada penderita yang mengalami kerusakan/luka pada organ-organnya maka tubuh akan mengeluarkan trombin sebagai mekanisme proses perbaikan jaringan yang rusak tersebut, efek dari terlepasnya trombin ini akan menyebabkan aktifitas platelet dan akan terjadi terbentuknya benang-benang fibrin dengan maksud supaya lukanya segera tertutup kembali. Namun efek jika benang fibrin terlalu banyak maka akan menyebabkan terjadinya koaguasi darah.

 

Banyaknya benang fibrin yang dikeluarkan akan menyebabkan antar butiran darah merahnya saling berlengketan dan mengalami penggumpalan. Dari sini maka akan terjadi penggumpalan antar butiran darah, sehingga butiran eritrosit tersebut akan tertutup oleh butiran eritrosit yang lain. Hal ini akan terjadi pada penderita yang mengalami luka, mengalami kelelahan (fatique) maupun penderita yang sedang terinfeksi oleh virus. Kejadian ini sebenarnya sudah sering terjadi pada beberapa orang yang mengalami kelelahan (fatique), terkena infeksi virus dengue dan saat ini banyak menimpa pada pasien-pasien yang terinfeksi oleh virus Covid-19, hanya saja karena terbatasnya penelitian, masalah ini hingga sekarang belum bisa terpecahkan secara serius. Efek serangan Covid-19 yang menyebabkan luka pada jaringan paru akan menyebabkan gangguan koagulasi pada sel darah. Akibat dari koagulasi ini saturasi oksigennya akan sangat terganggu.



Bagaimana menyiasati agar tidak terjadi koagulasi sel darah pada penderita Covid-19?

 

Pada pasien yang terinfeksi Covid-19 akan terjadi kerusakan organ, terutama organ paru-paru dan sebagainya. Lalu tubuh mengeluarkan trombin, benang fibrin dan seterusnya. dengan banyaknya trombin,benang fibrin dan lainnya tersebut maka akan menyebabkan terjadinya pembekuan darah. Semakin banyak  jumlah virus partikel yang masuk ke dalam paru dan jaringan organ lain pada seseorang,  maka akan menyebabkan banyaknya bekuan darah sebagai mekanisme tubuh dalam melakukan proses perbaikan.

 

Banyaknya bekuan darah/ penggumpalan  (hiperkoagulasi) akan terdiagnosa melalui pemeriksaan D-dimer. Semakin tinggi jumlah virus partikel yang menginfeksi akan semakin besar dampak kerusakannya, semakin besar dampak kerusakannya akan semakin besar nilai D-dimernya. Jika D-dimernya mengalami peningkatan diatas normal (normal 500) maka akan menyebabkan gangguan kesehatan, saturasi akan turun dengan gejala sesak nafas, proses transportasi hormon dan enzym terganggu. Terganggunya hormon melatonin menyebabkan seseorang mengalami insomnia berat, insomnia yang berkepanjangan menyebabkan produksi enzym plasmin yaitu enzym yang bertugas untuk membersihkan benang fibrin akan terganggu. Terganggunya transportasi hormon dan enzym ini akan semakin memperparah terjadinya koagulasi darah dan seseorang yang mengalaminya terus akan mengalami penurunan saturasi oksigen hingga akhirnya meninggal dunia. Dalam kehidupan sehari-hari, salah satu cara untuk menyiasati agar kondisi darah tidak menggumpal adalah :

 

  1. Seseorang harus memperhitungkan tingkat aktifitas kesehariannya janganlah beraktifitas berlebihan apalagi hingga mengalami kelelahan (fatique).
  2. Pada kondisi pandemi Covid-19 saat ini, sebaiknya seseorang harus membatasi diri agar tidak terinfeksi oleh virus Covid-19 dengan disiplin menjalankan prokes 5M.
  3. Jika sudah mengalami gangguan penggumpalan darah, tingkat kerusakan sel, jaringan dan organ bisa diminimalisir dengan memberikan makanan yang banyak mengandung zat antioksidan, antiinflamasi dan antiplatelet. Algatea dikenal banyak mengandung antioksidan karena kandungan EGCG pada Algatea mampu bekerja sebagai antioksidan, antiinflamasi dan antiplatelet.

Algatea sebagai makanan/minuman herbal  yang baik untuk membantu meningkatkan saturasi oksigen

Dalam beberapa textbook ilmiah telah dikatakan bahwa EGCG (Epigallo catechin gallate) mempunyai beberapa aktifitas yang sangat menguntungkan tubuh yaitu bisa memberikan efek antioksidan dengan memberikan donor elektron jika terjadi kerusakan jaringan yang berdampak munculnya radikal bebas, donor elektron ini akan segera mengendalikan radikal bebas tersebut. Selain itu EGCG yang juga berkhasiat sebagai antiinflamasi dan antiplatelet, dari sini EGCG akan mampu menjaga agar butiran darahnya tidak mengalami pembekuan.  Dengan demikian dengan rutin mengkonsumsi Algatea baik dalam kondisi sehat maupun dalam kondisi sudah terinfeksi Covid-19 hal ini sangat diperlukan agar kualitas kesehatan kita semakin membaik. Hal ini terbukti dari beberapa klien kami yang terdiagnosa positif Covid-19 setelah mengkonsumsi Algatea 3-5x sehari mengalami proses perbaikan :

  1. Gejala sesak nafasnya menjadi ringan bahkan hilang (sembuh)
  2. Saturasi oksigen yang terdeteksi terus mengalami peningkatan bahkan menuju normal.
  3. Efek sesudah konsumsi Algatea kualitas tidurnya membaik (deep sleep)
  4. Waktu kesembuhan setelah terpapar Covid-19 menjadi lebih singkat
  5. Tekanan darah dan hitung nadi mengalami penurunan setelah mengkonsumsi Algatea 2-3x sehari.
  6. Beberapa orang yang rutin konsumsi Algatea hanya mengalami gejala ringan dan sembuh meskipun pernah terinfeksi Covid-19
  7. Pada orang yang masih sehat, yang rutin mengkonsumsi Algatea 2x sehari, staminanya tetap terjaga fit dan fresh serta jarang sakit .

Cara mudah menerapkan Algatea dalam kehidupan sehari-hari

Cara penyajian : Seduh 1-2 saset Algatea ke dalam 200-300 ml air dingin/hangat sesuai selera masing-masing.

Takaran pemberian : minum 2-3 saset Algatea dalam 3x konsumsi pagi, siang dan malam, dikonsumsi 30 menit sesudah makan.

Khasiat Algatea : 

  1. Untuk menjaga kebugaran agar tubuh senantiasa fit dan fresh
  2. Untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan zat EGCG, zat yang dikenal mampu memperbaiki sirkulasi darah, antioksidan kuat, efek antiinflamasi dan antiplatelet pada berbagai kasus gangguan kesehatan seperti kelelahan, infeksi virus Covid-19 dan infeksi virus lainnya, serta pengobatan jangka panjang berbagai penyakit degeneratif.
  3. Untuk memenuhi kebutuhan tubuh akan zat yang mampu membentuk ikatan kompleks, suatu zat yang dikenal bisa membantu menetralkan racun, mampu menangkap ion radikal bebas, mampu menangkap unsur logam yang masuk ke dalam tubuh dan mampu menurunkan efek zat merugikan yang sifatnya oksidatif.                

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Program "Pendampingan & Penanganan Penyakit Degeneratif" ( P3D)

24. Sel Abnormal,( tumor,kanker,miom,dll) Dan Solusinya

170.Testimoni Kesembuhan Dengan Konsep Karnus