131.Peran Gandum Sebagai Nutrisi Yang Baik untuk Terapi Penyakit Diabetes dan Jantung
www.konsep karnus.id
Artikel ini membahas tentang karakteristik oat yang berkaitan dengan kemampuannya untuk meringankan atau mengurangi penyakit diabetes dan penyakit jantung. Oat termasuk bagian dari Pangan fungsional. Diklasifikasikan dalam famili poaceae dan dikenal dengan nama latin Avena Sativa. Oat umumnya dianggap sebagai tanaman serealia kecil berupa biji-bijian.
Secara tradisional, sebagian besar hasil panen oat awalnya dimanfaatkan sebagai pakan untuk ternak. Namun, setelah banyaknya penelitian mengenai kandungan nutrisi oat yang ternyata memiliki nilai gizi yang tinggi dan memiliki efek terhadap kesehatan manusia, membuat komoditas oat sekarang menjadi komoditas pangan bernilai ekonomi.
Oat Sebagai Sumber β-glukan, arabinoxylans dan selulosa yang sangat baik
Oat sekarang dapat diterima, baik sebagai sumber nutrisi manusia dan menjadi sumber β-glukan, arabinoxylans dan selulosa yang sangat baik. Oat juga mengandung protein, lipid (asam lemak tak jenuh), vitamin, antioksidan vitamin E (Tocols), asam fitat, asam fenolat, dan avenantramides yang baik, serta mengandung mineral yang relatif tinggi.
Efek fisiologis utama dari serat larut oat adalah karena bisa meningkatkan viskositas dalam usus. Dengan demikian, sangat penting untuk memastikan dosis yang cukup dan kemampuan ekstraksi yang baik, dan meminimalkan pengaruh faktor-faktor yang mengurangi berat molekul β-glukan.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat baru-baru ini mengizinkan klaim kesehatan tentang hubungan antara konsumsi makanan yang kaya serat beta glukan dengan penurunan resiko penyakit jantung koroner. Ini merupakan klaim kesehatan pertama untuk makanan tertentu di bawah Nutrition Labeling and Education Act (1990) dan menjadi sejarah panjang dan investigasi melelahkan dan kontroversi. Klaim tersebut didasarkan pada banyak studi klinis yang menyimpulkan bahwa produk oat dapat menurunkan kadar kolesterol serum, dan bisa dijadikan terapi pengobatan penyakit jantung koroner.
Serat larut β-glukan telah terbukti secara ilmiah dapat menurunkan kadar kolesterol. Konsumsi makanan Oat dapat mengurangi kadar kolesterol total dan low density lipoprotein (LDL) pada pasien, sehingga mengurangi risiko penyakit jantung koroner (PJK). Atas dasar itulah, Food and Drug Administration (FDA) telah meluluskan klaim yang diajukan oleh Quaker Oats Company sebagai salah satu produsen Oat di dunia yang menyatakan bahwa bahan aktif utama β - Glukan yang ada dalam oat terbukti dapat menurunkan kadar kolesetrol dalam darah.
Manfaat Kesehatan dari β-GLUCAN yang terkandung dalam Oat
Oat atau Avena sativa, adalah sumber yang sangat baik untuk komponen serat makanan β-glucan, arabinoxylans dan selulosa. Dinding sel netral dari polisakarida β-glukan memiliki sifat fungsional dan menjadi nutrisi yang luar biasa.
Oat mengandung dua jenis serat, serat yang larut dan serat yang tidak larut. Serat larut dari oat dilaporkan dapat mengurangi peningkatan kadar kolesterol dalam darah, trigliserida, dan glukosa. Oat juga merupakan sumber serat tidak larut yang baik, yang berfungsi sebagai agen kapasitas penampung air dan dapat mengurangi waktu transit usus jika ada dalam jumlah yang cukup dalam makanan.
Arabinoxylans dan β-glukan merupakan sejenis polisakarida non-pati sereal yang memiliki nilai penting, sebagian ldaat arut dalam air dan memiliki efek pada berbagai olahan makanan. Berbagai komponen tersebut dikenal dapat meringankan gejala penyakit seperti diabetes, aterosklerosis dan kanker usus besar.
Oat adalah serat makanan dan fraksi oat yang diperkaya β -glucan yang dapat digunakan dalam produk yang bertujuan untuk meningkatkan status gizi. Produk dedak gandum juga dikenal sebagai sumber β-glukan. Namun jumlah total kandungan serat pangan oat ternyata jauh lebih tinggi dibandingkan kandungan β-glukan gandum. Oat β -glucan dalam keadaan aslinya memiliki panjang rantai sekitar 20.000 unit glukosidil, memberikan bobot molekul hingga 3 juta Dalton.
Oat adalah sumber yang baik untuk komponen serat β-glukan dan serat makanan lainnya.
Di lambung dan usus kecil, serat larut oat β - glukan bekerja dengan cara meningkatkan viskositas isi lambung dan usus. Tindakan tersebut dimediasi melalui sistem neuro-hormonal yang melibatkan hormon endokrin dan gastrointestinal. Oligosakarida yang dihasilkan dari β-glukan telah dibuktikan bertindak sebagai faktor selektif, mendukung pertumbuhan setidaknya beberapa strain bakteri probiotik yang diketahui. Efek menguntungkan pada fungsi usus besar sebagian didasarkan pada peningkatan produksi massa mikroba dengan sifat retensi air yang baik, sebagian lagi oleh efek bulking komponen serat yang tidak larut.
Pengaruh asupan β-GLUKAN terhadap Glukosa Darah dan Respon insulin
Kadar glukosa dan insulin dalam darah yang bersirkulasi setelah makan (respons glukosa darah dan insulin postprandial) berbeda bergantung pada jenis makanannya, semakin besar nilai glikemiknya maka semakin besar juga jumlah glukosa yang tersedia untuk dikonsumsi (indeks glikemik).
Nilai Indeks glikemik yang rendah pada bahan pangan diyakini bermanfaat terutama untuk penderita penyakit diabetes. Indeks ini membandingkan respon glukosa darah kumulatif selama 2 jam setelah konsumsi makanan dengan kontrol (glukosa, atau roti putih) yang mengandung berat (atau muatan) glukosa yang tersedia yang sama (biasanya 50 g).
Manfaat nutrisi yang paling banyak didokumentasikan dari β-glukan dalam makanan adalah dapat menstabilkan glukosa darah postprandial dan meningkatkan kadar insulin. Oleh karena itu, FDA telah mengakui klaim nutrisi bahwa penggunaan serat makanan (termasuk bahan oat β -glucan) mengurangi respons glikemik dan kolesterol individu. Rekomendasi saat ini menyarankan asupan 20–40 g serat makanan per hari.
Lebih khusus lagi, Jenkins et al. (2002) 26 menunjukkan bahwa 1 g β -glucan per 50 g karbohidrat yang tertelan dapat menurunkan indeks glikemik makanan sebanyak 4 unit. FDA telah merekomendasikan asupan 3 g per hari β-glukan sebagai dosis minimun untuk menurunkan kadar kolesterol. Makanan yang mengandung tinggi serat telah terbukti secara ilmiah memiliki efek positif dalam mengurangi hiperglikemia dan hiperinsulinemia, sehingga bisa digunakan sebagai terapi pengendalian penyakit diabetes.
Pengaruh β-GLUCAN Terhadap Kolesterol
Pada tahun 1997, Food and Drug Administration (FDA) di AS mengizinkan klaim kesehatan bahwa diet rendah lemak jenuh dan kolesterol yang mencakup serat larut dari gandum utuh '' mungkin '' dapat mengurangi risiko penyakit jantung. Klaim tersebut mengakui β -glucan sebagai komponen bioaktif utama. Behall dkk. (1997) melaporkan bahwa 2,1 g β -glucan per hari menurunkan kadar kolesterol total sebesar 9,5%.
Riset yang dilakukan oleh Anderson dan rekan, menunjukkan bahwa dedak oat dapat mengurangi kolesterol total serum pada subjek hiperkolesterolemia sebanyak 23% tanpa perubahan pada kolesterol high density lipoprotein (HDL).
Produk β-glukan yang dimurnikan (kandungan β-glukan 80%) juga telah terbukti memiliki efek penurun kolesterol pada manusia.
Baru-baru ini, Otoritas Keamanan Pangan Eropa (EFSA) pun akhirnya menyetujui klaim kesehatan bahwa makanan yang mengandung β -glucan yang berasal dari oat atau dedak oat, berkontribusi pada pemeliharaan konsentrasi kolesterol darah normal dalam tubuh manuisa. Seperti FDA, EFSA juga menyimpulkan bahwa asupan 3g β -glucans per hari adalah dosis minimum.
EFSA juga menyatakan bahwa asupan dapat didistribusikan ke satu atau lebih porsi, tanpa memberikan batasan yang lebih rendah untuk kandungan β -glucan pada produk makanan. Sebuah meta-analisis baru-baru ini, yang mencakup studi tentang produk oat, menemukan bahwa 3 g serat larut dari oat (tiga porsi oatmeal, masing-masing 28 g) daat mengurangi kolesterol total dan lipid densitas rendah sekitar 0,13 mmol / L (yaitu 2%) . Mekanisme serat larut oat dapat menurunkan lipid darah mungkin terkait dengan kemampuannya dalam mengurangi penyerapan kolesterol dan asam empedu atau menunda pencernaan lipid, meskipun dua penelitian terbaru menunjukkan bahwa gandum juga dapat mengurangi oksidasi LDL karena adanya berbagai senyawa fenolik.
Selain itu, oatmeal telah terbukti dapat mencegah penyempitan arteri, sebagai penanda awal dari penyakit jantung. Komponen β – glukan-nya akan menurunkan absorpsi dan reabsorbsi kolesterol, asam empedu, dan metabolitnya dengan meningkatkan viskositas isi saluran gastro-intestinal. Metabolisme karbohidrat dan lipid saling terkait erat dan insulin juga telah dilaporkan meningkatkan sintesis kolesterol hati. Oleh karena itu, jika serat dapat menurunkan penyerapan karbohidrat dan sekresi insulin, maka serat juga dapat berkontribusi secara tidak langsung pada efek hipokolesterolemik.
Secara khusus, makanan yang tinggi serat makanan larut telah terbukti memiliki efek positif dalam mengurangi faktor risiko penyakit degeneratif, seperti obesitas, penyakit kardiovaskular hiperlipidemia. Telah banyak upaya dilakukan untuk bisa memahami mekanisme bagaimana serat makanan dan β-glukan bisa memiliki efek seperti itu. Potensi penurunan kolesterol dianggap sebagai akibat dari efek nyata di saluran pencernaan bagian atas. Yang pada gilirannya mungkin terkait dengan kemampuan serat sereal untuk membentuk jaringan seperti gel dan mengubah viskositas gastrointestinal.
Efek Positif lainnya dari β-GLUCAN
Selain efek-nya yang terkenal dalam mengurangi kolesterol darah dan mempengaruhi kadar glukosa, oat yang kaya dengan kandungan serat makanan, juga terbukti memiliki banyak efek fisiologis lainnya. Menurut Anderson (1990) dan Malkki, dan Virtanen (2001), pola makan yang kaya dengan serat larut dapat mempengaruhi rasa kenyang (satiety) sehingga bisa mendorong penurunan berat badan karena adanya pengaruh laju asupan makan yang lebih lambat. Keterlambatan pengosongan makanan dalam lambung, menyebabkan peningkatan kolesistokinin (hormon usus yang berkorelasi dengan rasa kenyang yang berkepanjangan) dan produksi gas dan asam lemak rantai pendek dengan fermentasi serat di usus besar. Baru-baru ini banyak studi ilmiah membuktikan bahwa produk gel β -glucan dari (Glucagel) dapat menyebabkan sejumlah efek pada sistem kekebalan mamalia, termasuk peningkatan regulasi pelepasan sitokin interleukin 1b (IL-1b) (menunjukkan peningkatan diferensiasi monosit), mempercepat proses penyembuhan luka dan meningkatkann sekresi musin usus.Baca Juga , yuk intip produk Alga Gold yg bahannya adalah Outmeal...
Lebih lanjut, sekresi IL-1b secara in vitro (merupakan salah satu respon awal dari sistem imun terhadap infeksi) meningkat seiring dengan meningkatnya dosis dan berat molekul β -glucan. Serat makanan larut diketahui daat meningkatkan aktivitas fermentasi di usus besar. Hasil fermentasinya adalah berupa produksi Asam lemak rantai pendek (SCFA) seperti asam butirat. Asam butirat berperan dalam mempercepat pertumbuhan dan kolonisasi beberapa strain bakteri probiotik, membuat produksi massa mikroba menjadi meningkat sehingga membantu menghilangkan nitrogen melalui tinja. Peningkatan berat basah feses, akan mengurangi masalah sembelit. Asam lemak rantai pendek yang terbentuk sebagai hasil metabolit dari bakteri probiotik di usus pun digunakan sebagai sumber energi untuk mukosa kolon.
Pengaruh β -glucans dalam meningkatkan massa sekum usus besar, adalah dengan meningkatkan pati menjadi lebih resisten terhadap pencernaan, sehingga dapat mengubah jumlah bahan yang dapat difermentasi yang mencapai sekum. Sekum adalah kantong yang berada di awal usus besar yang memungkinkan makanan untuk lewat dari usus halus ke usus besar. Kadar bahan yang dapat difermentasi dalam sekum menjadi lebih tinggi sehingga pada gilirannya akan menyebabkan peningkatan kadar asam lemak rantai pendek (SCFA) dalam isi sekum. Efek 'bulking' dari serat makanan ini mungkin merupakan konsekuensi dari peningkatan kapasitas menahan air dari makanan yang kaya akan serat pangan. Pengaruh β-glukan, dalam bentuk dedak gandum dan gusi, dapat mempengaruhi laju pengosongan makanan di lambung karena karakteristik reologi dari β-glukan dapat membantu menjelaskan beberapa kejadian ini.
Jadi beberapa Efek penting lainnya dari β -glucans terebut diantaranya adalah terjadinya penyerapan nutrisi yang lebih lambat, membuat rasa kenyang postprandial yang lebih lama dan terjadinya peningkatan massa tinja serta sebagai solusi untuk mengatasi masalah sembelit. Secara khusus, makanan yang tinggi serat makanan larut telah terbukti memiliki efek positif dalam mengurangi kanker usus (Kolorektum) dan hipertensi.
Konsultasi :Admin Konsep karnus
Komentar
Posting Komentar