93.Berbagai Manfaat UTAMA dari menjalankan ibadah puasa Ramadhan bagi Kesehatan
Puasa Bagi Umat Islam
Selama berabad-abad, puasa sudah menjadi ritual khusus yang dijalankan oleh sebagian besar masyarakat di dunia untuk memenuhi tuntutan keagamaan atau tradisi. Bagi umat Islam, puasa Ramadhan merupakan salah satu ibadah wajib yang harus dijalankan setiap hari selama bulan Ramadhan, khususnya yang sudah akil baligh, belum lansia, tidak sedang haid atau nifas dan dalam keadaan sehat. Ibadah tersebut dilaksanakan mulai dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari, atau mulai dari subuh sampai magrib. Perbedaan letak geografis di dunia mempengaruhi pada lamanya pergantian siang dan malam Sehingga lama waktu untuk menjalankan ibadah puasa pun menjadi berbeda-beda tergantung letak geografinya di dunia.
Lama Waktu Berpuasa Dalam Sehari
Lama waktu berpuasa Ramadhan di Indonesia rata-rata sekitar 13 jam setiap harinya. Sedangkan di negara lain, lama waktu rata-rata berpuasa adalah berbeda-beda tergantung dari letak geografisnya, diantaranya sebagai berikut: Lama puasa di Arab saudi rata-rata sekitar 14 jam, Amerika Serikat, Perancis dan Turki sekitar 16 jam, Inggris dan Jerman sekitar 18 jam, Australia dan Afrika selatan sekitar 11 jam dan Norwegia, Finlandia dan Greenland sekitar 20 jam. Artinya adalah orang yang berpuasa dikondisikan untuk tidak makan dan minum dalam waktu yang cukup lama setiap harinya dan dilakukan selama satu bulan penuh. Tentunya hal tersebut akan menyebabkan terjadinya perubahan asupan makanan dan energi dalam tubuh.
Yang Terjadi Saat Melakukan Ibadah Puasa
Berpuasa adalah menahan diri dari makan dan minum serta segala sesuatu hal yang bisa membatalkan pada puasa atau mengurangi nilai puasa, seperti berhubungan intim antara suami istri, menumpahkan emosi dan amarah, berpikir kotor, dan mengerjakan segala perbuatan yang tercela menurut agama.
Selama menjalankan ibadah puasa Ramadhan, mayoritas umat muslim akan memiliki dua waktu makan, yakni segera sesaat setelah terbenamnya matahari yang ditandai dengan masuk nya waktu sholat maghrib (Waktu Buka puasa atau ifthar) dan makan saat sebelum fajar terbit (Waktu Makan Sahur).
Saat berpuasa tubuh mengalami perubahan sesuai dengan lama berpuasa. Badan terasa lemah, lapar, haus dan merasa capek. Saat tersebut berarti tubuh tidak mendapatkan asupan makanan dan minuman sama sekali, yakni sekitar 11 sampai 20 jam.
Tubuh manusia sebenarnya memerlukan waktu delapan jam untuk menyerap nutrisi dari makanan terakhirnya. Artinya adalah, secara teknis perut kita, yakni lambung dan usus halus sebenarnya belum mengalami masa kosong dari makanan sampai delapan jam pasca konsumsi makanannya yang terakhir. Baru setelah itu, setelah usus halus selesai dan berhenti menyerap berbagai nutrisi atau zat gizi dari makanan tersebut, tubuh mulai mengalami kekosongan dari makanan. Padahal suplai nutrisi makanan untuk semua aktivitas sel harus tetap berjalan.
Karena sudah tidak ada lagi sisa makanan di lambung maka tubuh akan mulai mengandalkan cadangan glukosanya yang tersimpan di dalam hati dan otot, untuk melaksanakan proses metabolisme energi dalam tubuh. Apabila cadangan glukosa itu habis, maka tubuh selanjutnya akan menggunakan cadangan lemak untuk dijadikan bahan baku metabolisme lainnya untuk menghasilkan sumber energi kehidupan. Berdasarkan pemahaman ini, maka bisa dikatakan bahwa berpuasa sebenarnya sangat baik bagi orang yang mengalami obesitas, hiperkolestrol, dan yang mengalami hiperglikemia.
Pentingnya Menjaga Keseimbangan Asupan Nutrisi Saat Berpuasa
Oleh karena itu makan sahur yang cukup dan bergizi adalah sesuatu yang sangat penting sebelum menjalankan ibadah berpuasa yang dilaksanakan mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari, agar tubuh tidak mengalami kekurangan nutrisi yang parah akibat melaksanakan ibadah berpuasa tersebut.
Dalam KONSEP KARNUS asupan nutrisi makanan adalah sesuatu yang sangat penting untuk dijaga kualitas dan kuantitasnya. Supaya semua fungsi sel dalam tubuh dapat bekerja secara optimal. Nutrisi makanan tersebut harus dapat dicerna sempurna oleh sistem pencernaan agar bisa dimetabolisme oleh semua jaringan sel yang ada di dalam tubuh. Makanan yang di makan tersebut seyogyanya mengandung berbagai zat makanan yang diperlukan oleh seluruh sel tubuh seperti mengandung karbohidrat (glukosa), protein (asam amino), vitamin dan ion mineral yang kesemuanya itu sangat diperlukan oleh sel tubuh.
Saat berpuasa, tentu tubuh akan mengalami kekurangan asupan makanan dan cairan tubuh. Sehingga akan menyebabkan perasaan cepat lelah saat menjalankan aktivitas di waktu berpuasa. Oleh karena itu Konsep Karnus menganjurkan agar orang yang akan menjalankan ibadah puasa sebaiknya menambah asupan nutrisinya saat makan Sahur dan berbuka Puasa. Masalahnya adalah apabila kita melakukannya dengan menambah porsi makan dan minum secara berlebihan di waktu sahur dan berbuka Puasa, justru akan menyebabkan kinerja sistem pencernaan khususnya lambung akan bekerja lebih berat, karena harus memecah dan menguraikan lebih banyak lagi makanan agar dapat di urai ke dalam bentuk monomer, yang sudah siap di serap oleh usus halus. Tentunya hal tersebut akan berdampak kurang baik pada kesehatan.
Konsep Karnus memberi sebuah solusi untuk mengatasi kekurangan asupan nutrisi saat berpuasa tanpa harus menambah beban berat pada kinerja organ lambung, yaitu dengan memformulasikan suatu kombinasi nutrisi dari bahan baku alami pilihan yang berbentuk sereal yang kaya akan kandungan zat gizi dan tentunya telah di desain agar mudah dicerna oleh organ lambung. Dan nutrisi itu pun terserap cukup lama di dalam usus karena memiliki angka glikemik yang rendah, sehingga kita jadi tidak mudah lapar. Nutrisi tersebut termanifestasikan dalam sebuah produk yang bernama Alga Gold (AG). Produk ini juga sangat baik dan telah terbukti mampu menyembuhkan penyakit diabetes, hipertensi, dan gangguan pada lambung. Apa kelebihan dan benefit dari Alga Gold, lebih lengkapnya dapat di lihat dalam artikel Alga Gold atau AG.
Berikut adalah berbagai Manfaat dari menjalankan ibadah puasa Ramadhan bagi Kesehatan
Bulan Ramadhan adalah bulan yang paling ditunggu oleh umat islam di seluruh penjuru dunia. Karena umat Islam meyakini bahwa bulan ramadhan adalah bulan yang penuh dengan Rahmat, Ampunan dan Keberkahan. Selama sebulan penuh mereka akan menjalankan ibadah berpuasa, yakni menahan diri dari makan dan minum serta dari segala sesuatu yang bisa membatalkan atau mengurangi pada puasanya.
Meskipun puasa terasa berat namun puasa sebenarnya tidak dimaksudkan untuk menyulitkan dan mencelakakan individu seorang muslim. Justru sebaliknya dengan berpuasa di bulan Ramadhan selain mendapatkan pahala keimanan dan ketaqwaan, puasa juga disinyalir memiliki dampak positif untuk kesehatan dan mental seseorang.
Saat menjalankan ibadah puasa Ramadhan selama satu bulan penuh, sebenarnya tubuh di paksa untuk mengalami perubahan pola kebiasaaan makan, pola tidur dan pola aktivitas lainnya. Berbagai kegiatan di malam hari saat di bulan ramadhan cenderung meningkat seperti kegiatan sholat malam, tadarus al quran dan juga makan sahur. Hal tersebut tentu berpengaruh kepada ritme sirkadian tubuh dari diurnal menjadi nokturnal, sehingga akan berdampak pada kinerja berbagai organ atau sistem di dalam tubuh. Kondisi tersebut ternyata justru berpengaruh baik pada perbaikan berbagai penyakit, terutama penyakit metabolik. Pada orang yang berpuasa umumnya ditemukan penurunan kadar LDL/Kolesterol jahat dan menigkatnya kadar HDL/kolesterol baik. Tentunya hal tersebut menjadi sinyal positif untuk menurunkan resiko terjadinya penyakit kardiovaskuler.
Berbagai Manfaat Puasa Bagi Kesehatan
Berikut adalah beberapa manfaat dari berpuasa ramadhan diantaranya adalah sebagai berikut:
- Berdampak positif pada Pasien yang mengalami Gangguan Kolesterol dan Obesitas
Penelitian yang dilakukan oleh Akrami Mohajeri (2013) menyimpulkan bahwa puasa Ramadhan secara signifikan dapat menurunkan kadar LDL dan dapat meningkatkan kadar HDL. Proses penurunan kadar lemak tersebut dimulai pada pertengahan hingga akhir waktu bulan Ramadhan. Hasil penelitian tersebut juga didukung penelitian lain bahwa responden dengan penyakit diabetes mellitus yang menjalankan ibadah puasa Ramadhan, mereka mengalami penurunan kadar kolesterol meskipun secara perhitungan statistik tidak signifikan. Penelitian lain yang dilakukan oleh Al-Hader et al. (1994) dengan menggunakan sampel 30 remaja muda sehat yang menjalankan puasa Ramadhan, menyimpulkan bahwa terdapat peningkatan HDL selama bulan puasa karena terjadi penurunan konsumsi makanan.
Terkait obesitas, puasa Ramadhan dapat menurunkan berat badan (2 kg selama puasa) dan persentase lemak tubuh serta meningkatkan HDL. Namun, penurunan berat badan ini akan optimal jika memang selama puasa mengatur jenis makanan yang dikonsumsi, baik ketika sahur atau berbuka. Karena di sebagian riset menjelaskan bahwa puasa Ramadhan justru malah meningkatkan berat badan, alasannya karena tidak ada perubahan gaya hidup khususnya bagaimana mengatur strategi untuk makan yang benar saat sahur dan berbuka. Puasa Ramadhan selain menurunkan LDL dan meningkatkan HDL, juga dapat menurunkan tekanan darah. Manfaat lainnya juga dapat menurunkan trigliserid. Jadi, secara umumdapat kita simpulkan bahwa puasa Ramadhan dapat menurunkan berat badan, kolesterol LDL serta trigliserid dan juga meningkatkan HDL. Namun, hal tersebut akan berhasil dicapai jika tetap mampu mengontrol pola makan yang baik saat sahur, berbuka dan tentunya setelah bulan Ramadhan selesai.
- Berdampak positif untuk pasien penderita kanker
Meskipun masih menyisakan suatu permasalahan, namun disinyalir puasa ramadhan ternyata memiliki dampak baik bagi pasien penderita kanker. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Bragazzi (2016), pada pasien yang menderita kanker pankreas, payudara, usus besar, prostat, dan paru-paru ternyata puasa Ramadhan berdampak positif terhadap perbaikan sel dan meningkatnya sistem kekebalan tubuh khususnya pada sel yang dapat mengendalikan pertumbuhan kanker. Selama berpuasa, laju pembelahan sel dalam tubuh akan berkurang seiring faktor pertumbuhan yang menurun akibat terbatasnya asupan. Hasil penelitian ini memang masih harus lebih dikaji lebih dalam lagi agar benar-benar terbukti kuat bahwa puasa ramadhan mampu mengurangi risiko dari kanker.
- Puasa Ramadhan dapat mengurangi terjadinya stress
Secara psikis, puasa dapat menanggulangi stres dan depresi untuk beberapa orang karena mereka belajar untuk mengendalikan diri. Selain itu, setelah beberapa hari berpuasa tubuh akan mengalami peningkatan endorfin dalam darah yang memberikan perasaan sehat secara mental. Karena hormon ini mampu menimbulkan perasaan senang, tenang,dan nyaman.
Konsultasi dan Pendaftaran:👇👇👇
Komentar
Posting Komentar